Selasa, 22 Juli 2008

Degradation de Technica et 23 hours

Scripta Manent Verba Volant
yang tertulis....
akan tetap mengabadi
yang terucap....
akan berlalu bersama angin
Bila suatu hal yang terjadi tak tertulis maka akan dibiarkan berlalu bersama waktu. Hal-hal penting akan tergerus zaman dan terlupakan.
Kejadian-kejadian penting akan tetap terkenang dalam tulisan karena tabiat manusia yang cenderung melupakan. Lupa bersyukur berada pada puncak pelupaan.
Sabtu, 19 Juli 2008 pukul 21.00
Seorang kawan semasa kuliah datang ke Jogja. Seperti biasa jika terjadi perkumpulan seperti ini, ujung-ujungnya cari tempat makan baru yang enak dan aneh. Setelah lama terjadi diskusi, akhirnya pilihan jatuh pada sebuah kafe berkonsep Food Court baru di Jl. Kaliurang KM 7 Gg.Pandega Karya. Tempat yang bernama Food Fez ini berkonsep kafe anak muda. Full hotspot, band dan tata letak meja bambu di setting untuk lebih dari 4 orang mencirikan khas anak muda. Yang membuat khas adalah ketika waiter mencatat pesanan kami. Ternyata kafe ini adalah kafe hightech. Waiter menggunakan PDA untuk mencatat. Setelah semua tercatat tinggal dienter, semua pesanan akan terdisplay ke komputer di masing-masing court sesuai jenis pesanan. Tentu saja pesanan kami tidak dapat dicancel lagi. Kawan yang hari-hari di Jakarta bengong. Dia kerja di perusahaan IT dan hanya bilang di Jakarta teknik layanan cafe seperti ini belum ada ( atau ada cuman dia ga pernah tau ya ?..)
Kejadian ini hampir terlupakan jika peristiwa selanjutnya tak terjadi............
Minggu, 20 Juli 2008
Minggu pagi, rencananya mau ke Klaten menengok kawan yang sedang ambil cuti sebagai guru abdi negara di bumi cendrawasih Papua. Tapi karena pagi ini aku sudah ada janji lomba burung bersama kawan yang lain akhirnya acara tertunda sampai jam 14.00. Maklumlah, sepertinya mereka gak mau kalo aku tidak ikut meramaikan perjalanan. Ga seru...kata mereka.
Pukul 14.15, perjalanan menuju Klaten. Karena perut sudah lapar, kami memutuskan untuk mencari tempat makan di sepanjang Jl. Solo. Tentu tempat makan harus unik dan enak. Pilihan jatuh di Soto Pak Sholeh. Sayangnya mobil kami berhenti terlalu jauh ( baca ; keblabasen ) . Mungkin karena terbiasa dengan program komputer, kami menyarankan agar dilakukan Ctrl + Z (Undo) saja biar bisa pas di depan warung. Tentu saja, itu merupakan bahasa orang IT untuk mengatakan 'mundur' . Bahasa para sopir ya 'atret'.
Waiter datang . Menggunakan kertas dan bolpoin dia mencatat pesanan kami. Kuperhatikan saja...sampai aku teringat bagaimana waiter di FoodFez menggunakan PDA untuk mencatat pesanan. Aku tersenyum. Ah...degradation de technica. Penurunan teknik layanan.
Kira-kira entar di Klaten gimana ya...
Klaten, Pukul 20.00
Perut sudah merasa harus diisi kembali. Kawan, guru Denias : Senandung Di Atas Awan ini, menganjurkan sebuah warung sate favoritnya. Masuklah kita ke itu warung (dialek Papua). Waiter tanya pesan apa kita kah. Cuman yang bikin aku heran, dia mencatat pesanan kami tanpa selembar kertas-pun apalagi pakai PDA. Dia mengandalkan memory di kepalanya saja. Padahal pesanan makanan dan minuman kami berlima tentu saja bervariatif. Aku hanya diam sambil kunantikan apakah orang ini memang punya memory yang bagus. Husnudzan saja, pengalaman puluhan tahun mungkin bisa menjadi senjata yang kuat.
" Mas, tadi pesanannya es tehnya berapa dan teh panasnya berapa ya ?", Si Mbok tanya lagi.
Oalah, mbok...simbok. Ternyata lupa juga toh ? Mangkanya dicatat. Tapi ini hanya terucap dalam hatiku saja sambil bibirku hanya senyum manis semanis es teh yang kuminum selanjutnya. Degradatio de technica et 23 hours......

Sabtu, 19 Juli 2008

Angkringan Top Jogja

Menyandang peran sebagai kota pendidikan, tentunya tak lengkap jika Jogja tidak mempunyai sarana hajat perut. Ya,warung makan merupakan sarana yang harus ada di kota yang hampir 60 % penduduknya adalah pendatang untuk kuliah. Namanya anak kuliahan kost-kostan, seabrek kesibukan di kampus membuat mereka tak mungkin (atau emang malas) untuk memasak sendiri untuk sehari-hari. Peluang inilah yang membuat menjamurnya bisnis makanan dari warung sederhana, lesehan,angkringan,cafe sampai restoran cepat saji. Para anak kost termanjakan oleh keadaan ini. Parahnya, orang asli Jogja (baca : pemilik kost;induk semang;inang kost)-pun akhirnya ikut-ikutan manja. Cuman masak nasi di pagi hari,masukkan magic jar, lauk dan sayur beli di warung makan. Gaya anak kost-kostan malah menular ke induk semang.

Secara bahasa, indekost berasal dari bahasa Belanda ‘in de cost’ artinya ‘makan di dalam’. Maksudnya pada jaman dulu anak-anak pejabat atau bangsawan pribumi dititipkan (bayar lho..) ke keluarga Belanda agar belajar bahasa dan adat istiadat Belanda. Tentu saja ketika numpang di keluarga Si Meneer mereka juga ikut makan bersama. Jadi indekost yang asli itu ya si anak kost dapat jatah sarapan,makan siang dan makan malam bersama induk semang.

Jaman berubah. Indekost-pun mengalami pergeseran makna dan budaya. Sekarang anak kost tidak lagi ada jatah makan di rumah (malah kalo ada kost seperti itu sekarang,malah yang dengar terheran-heran,”kayak hotel aja..”). Mereka pagi-pagi sudah stand by di warung-warung sekitar kost mereka. Yang bikin aneh, para induk semang ternyata juga ikut-ikutan ke warung makan beli keperluan mereka. Bertemu dengan anak kostnya sambil berbincang akrab.
Andai saja para induk semang itu membaca riwayat indekost ini tentu mereka akan (minimal) malu ketemu anak kostnya di warung makan. Andai saja para anak kost membaca tulisan ini, tentu mereka akan tersenyum nyengir jika bertemu dengan ibu kost di warung makan. Senyum itu kira-kira mengatakan demikian :
“ Hei, harusnya Anda ngasih sarapan saya pagi ini di rumah. Koq malah ikut-ikutan
ke warung ki piiyee....! ”
Sebagai anak kost, keahlian utama untuk bertahan hidup adalah mencari warung makan yang enak, porsi cukup (baca : banyak) dan tentu saja yang murah. Angkringan adalah alternatif warung makan khas yang murah,tentu jika mampu memanage-nya. Dari ratusan angkringan di Jogja, tentu ada yang terfavorit.
Perhatian : karena berhubungan dengan taste dan setiap orang mempunyai taste yang berbeda, penulis mohon maaf jika terjadi perbedaan dalam persepsi suatu kenikmatan makanan. Selanjutnya tulisan ini mungkin bisa dikatakan subyektif, tapi yakinlah tidak ada maksud (iklan/sponsor) dalam penulisannya.

Angkringan terpopuler di Jogja terletak di utara Stasiun Tugu. Kalau berjalan dari Malioboro, kita tinggal menyebrang rel kereta api ke utara sampai ujung tembok pagar Stasiun Tugu . Ada jalan ke kiri masuk sedikit dan menemukan angkringan itu menempel dengan pagar tembok utara Stasiun Tugu. Kalau dari Tugu, kita tinggal menyusuri Jl. Mangkubumi ke selatan.( sebenarnya enggan pakai petunjuk arah mata angin. Tapi agar cerita jadi mantab, akan tetap digunakan. Yang dari Sumatra...sori ya...) . Sebelum Stasiun Tugu,di sebelah barat ada jalan kecil, masuk sedkit dan pada tembok pagarnya terdapat warung angkringan. Itulah angkringan yang biasa disebut Angkringan Pak Pri. Eiit, tunggu dulu. Jika anda datang memakai kendaraan bermotor, mata anda harus awas, karena jalan kecil itu termasuk jalan satu arah. Pengin tertib ya putar lewat depan Samsat Polresta terus ke timur. Paling enak ya...sampai ujung Jl. Mangkubumi, turun dari motor (paling nyaman jalan-jalan di jogja ya pakai motor), tuntun masuk jalan dan parkir di depan angkringan.
Angkringan beroperasi sejak sore. Pelanggan utama waktu ini adalah para karyawan yang baru pulang dari aktifitas di kantor. Hanya memesan segelas teh panas, ngobrol sampai maghrib. Minuman mau habis, tinggal bilang ke waiter (wee..) " jog", maka gelas kembali diisi air teh panas dan pahit. Karena jog memang ga pakai gula, soalnya gratis. Oh,ya..obrolan yang terjadi sudah tingkat tinggi lho. Politik dan nasib rakyat menu utamanya. Jadi kalau kita rutin datang pas waktu sore begini, lama-lama kita bisa ikut pinter karena sering terlibat diskusi.
Menjelang malam giliran para pasangan-pasangan tua datang dan beli. Biasanya dibawa pulang untuk makan malam. Malam hari ( pukul 20.00 up) giliran anak-anak muda yang berebut untuk makan. Antrean-pun terjadi seperti pas pembagian BLT. Nah, datang malam hari bikin kita tambah blo'on. Kenapa ? Kebanyakan yang datang adalah pasangan muda mudi. Anak pacaran-lah istilahnya. Yang jomblo hanya bisa datang dengan teman kost atau yang paling parah ya sendirian. Lihat kanan kiri, ga ada yang bisa diajak ngobrol, akhirnya kayak monyet kena ketapel deh..
Apa yang enak dan khas di sini ? Teh. Ya, minuman teh-nya adalah yang paling nikmat. Rasanya sepet, manis, wangi dan waskito. Waskito itu istilahnya merasa jadi raja. Enak banget.
Saking enaknya, penulis sampai mencari sisa bungkus tehnya. Setelah mendapatkan di swalayan, mencoba buat miuiman teh sendiri. Tapi rasanya lain, ga seenak pas di angkringan. Ini mungkin ( sok jadi ahli kuliner...) , air yang digunakan adalah air yang diambil dari sumur jernih yang dasarnya berpasir serta penggunaan arang yang terbuat dari kayu khusus. Orang ahli minum teh atau kopi akan mengatakan bahwa yang paling nikmat adalah teh/kopi yang diseduh dengan arang atau kayu tertentu. Kalo kopi ya pakai kayu turi. Minyak tanah atau gas elpiji tidak akan menghasilkan rasa air yang nikmat dan khas. Memang penggunaan arang untuk memasak di angkringan/lesehan masih menjadi primadona di Jogja. (Di Pasuruan, Bakmie Jawa Pekus, Jl.Wahidin Selatan, depan Kantor Diknas Pasuruan, juga menggunakan arang [tungku arang disebut anglo]. Bahkan yang punya pernah bilang ke penulis kalo tidak ada arang hari ini maka dia tidak akan jualan).
Masalah harga ga jauh beda dengan angkringan lainnya. Omzet per-malam ? Angkringan ini, walaupun terkesan kumuh, dalam semalam bisa beromzet sampai Rp.1,5 juta. Pemilik biasanya cuma menyediakan minuman saja. Nasi bungkus, gorengan, serba sate, krupuk dan lain-lain merupakan setoran dari orang lain. Biaya produksi nasi dan semacamnya Rp. 0. Omzet yang didapat bisa dikatakan 50 % -nya adalah penghasilan bersih sehari. Jadi sekitar Rp. 750 ribu. Sebulan ? ya kalikan aja 30 hari. Ketemu Rp. 22,5 juta. Bisa jadi jutawan dari angkringan !!
[Teman penulis, siang kuliah malam jualan di angkringan. Katanya sebulan bisa dapat Rp.1,5 juta, karena dia cuma menjalankan saja, ga bikin sendiri. Uang segitu cukuplah untuk biaya kuliah plus biaya sehari-hari, malah bisa menabung lagi.]
Jadi seperti itulah yang namanya angkringan, kucingan, hik atau warung Klaten. Selanjutnya ada liputan tentang kuliner yang lain. Tunggu kabar selanjutnya.

Kamis, 17 Juli 2008

Kuliner Jogja : (A) Angkringan

Tinggal di Jogja pastilah tak akan melupakan makanannya. Ya, Jogja (bahasa resmi percakapan/bahasa gaul tulisan, kalau resmi tulisan,misal di surat resmi/skripsi/kantor digunakan kata Yogyakarta.Biasanya orang Jawa Timur nyebut Yukjo (dibahasahaluskan sekenanya) identik dengan makanan-makanan aneh yang sementara asing di telinga maupun lidah pendatang luar kota apalagi luar pulau. Gudeg, brongkos, oseng-oseng mercon, grassroot, lotek, rica-rica, belbu dan sebagainya.
Kita akan menginvestigasi sesuai urutan abjad.


A. Angkringan
Disebut juga Kucingan, hik, warung Klaten, warung koboy, warung remang-remang dll. Populer sekali di Jogja. Bahkan di TVRI JOGJA ada acara berjudul Angkringan, bincang-bincang sambil ngemil di angkringan yang dimasukkan ke studio. Bubar acara, makanannya diserbu sampai habis. Acara ini kemudian diadopsi JTV dengan Cangkrukan. Di Pasuruan, acara semacam ini diberi nama Ngopi Bareng.
Angkringan merupakan gerobak dorong yang stand by di lokasi tertentu yang menu utamanya adalah nasi bungkus sekepal plus lauk/sambal teri,sehingga dinamakan nasi kucing (mungkin satu bungkus hanya cukup untuk makanan kucing). Pedagangnya kebanyakan berasal dari Klaten dan menggunakan lampu minyak/teplok sehingga terkesan remang-remang. Menu tambahan biasanya tempe, tahu dan bakwan (orang Pasuruan menyebut Weci, orang Jombang menyebut Othe-othe). Sate brutu,sate usus dan sate telur puyuh tidak ketinggalan. Dan yag terpavorit bagi penulis adlah tahu bacem yang manis dan gurih. Minuman khas adalah jahe panas dengan gula Jawa. Tentu saja teh,kopi,air jeruk juga ada. Untuk menambah servis, beberapa tahun belakangan banyak angkringan yang menyediakan mie instan rebus di "stand" mereka.
Angkringan biasanya beroperasi menjelang maghrib sampai subuh,walaupun ada yang sudah buka sejak siang hari. Lahan yang digunakan biasanya trotoar pinggir jalan, nempel pagar kampus sampai tengah kampung.
Harga makanan memang terkesan murah. Nasi Rp.600-Rp.800 /bungkus. Gorengan Rp.300-Rp.500. Sate Rp.500_Rp.1000. Minuman Rp.1000-Rp.1500. Walaupun terkesan murah, karena menunya serba mungil,sering tak terasa bisa habis Rp.5000 sekali duduk. Padahal uang segitu cukup untuk makan nasi sayur lauk ayam goreng di warung sekitar kampus ato pecel lele di lesehan pinggir jalan. Apa sebab bisa keluar uang lebih ?
Pengeluaran (COST) selama di angkringan bisa dirumuskan sebagai persamaan integral sebagai berikut :


C = int ( K + 0,5 Lt) dt untuk t=o s.d t=t ,
dimana K = Kenalan
L = rasa Lapar
t = waktu

Jadi semakin lapar dan semakin banyak kenalan Anda, siap-siaplah merogoh kocek lebih dalam dari perkiraan. Selamat icip-icip. Cicipi.....!
( lokasi angkringan terpopuler di Jogja akan diberitakan nanti )

seperti biasa,
Jika tulisan ini memuaskan Anda,kabarkan pada kenalan
Jika kurang puas tunggu kabar selanjutnya.

Rabu, 16 Juli 2008

Matematikawan Pesimis Cinta

Kutipan surat cinta ahli matematika yang pesimis menggapai cintanya :

Untuk … tersayang
Tiga minggu yang lalu…
Untuk pertama kalinya kulihat kau berdiri tegak lurus lantai
Kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5×5
Satu minggu kemudian aku bertemu kau kembali…
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Limit cintaku bagaikan limit tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikanhukum kekekalan trigonometri sin2+cos2 = 1
Kurasakan dunia yang bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang
Semakin hari kurasakan cintaku padamu
bagaikan grafik fungsi selalu naik yang tidak memiliki nilai ekstrim.
Hanya ada titik belok horizontal yang akan selalu naik
Kurasakan pula kasihku padamu......
bagaikan grafik tangen (90o < x < 270o)
Namun aku bimbang…
Kau bagaikan asimtot yang sulit bahkan tidak mungkin kucapai
Aku bingung bagaikan memecahkan soal sistem persamaan linear
yang mempunyai seribu variabel dan hanya ada 100 persamaan
Bahkan ekspansi baris kolom maupun Gauss Jordan pun....
tak dapatmemecahkannya.

Bukannya melecehkan orang matematik ya...
Cuman menurut Prof. Muslim,Phd........
Matematika dan Fisika itu tak bisa dipisahkan.
Bagai bunga dan tangkainya, rokok dan asbaknya dll.
Jadi kita tau gimana rasanya jadi seorang Matematikawan

Seperti biasa..
Jika memuaskan kabarkan ke kenalan Anda.
Jika tidak tunggu kabar selanjutnya

Orang Fisika Bicara Cinta

Pengin tahu asyiknya orang Fisika bicara cinta. Gak cuman ngomong (emang sulit ngomong),tapi dirumuskan segala. Nih contohnya :
Dalam bentuk persamaan differensial
W = cacah ce yang dijadikan sasaran
S = waktu berpacaran (semacam lifetime gitu)
U = tenaga potensial
x = jarak rerata kita dengan cewe-cewe yang lagi deket ama kita
r = jarak rerata antara cewe satu dengan lainnya
R = dana yang dibutuhkan untuk dapetin 1 cewe
Q = dana yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 cewe
B = dana untuk mempertahankan seorang cewe yang udah didapatkan
t = waktu
maka terjadi persamaan orde-1 seperti ini :

dW/dt = -kdU/dx + k2R + k3Q - k4dB/dt

Karena permasalahan ini bervariatif,maka mungkin berlaku juga rumus orde-2 berikut :
Untuk psi = fungsi gelombang cinta
U = potensial penghalang (cowok saingan)
m = kelembaman (derajat kepasifan)
t = waktu
k = bilangan gelombang cinta
Maka,
dPsi/dt = -k^2/2m nabla^2(Psi) + U Psinah

Contoh kasus :
untuk memodelkan kasus Si A (seorang kawan, usia diatas 35 th belon nikah) kita misalkan
U adalah fungsi deltadirac U(t)= \delta(t-t0)
artinya Si A itu pada suatu saat mendapatkan saingan yang mempunyai kekuatan penuh untuk menandingi dia yaitu pada t=t0 itu. Sehingga dia berpeluang untuk kalah karena k Si A cukup kecil atau mendekati nol sehingga tenaga kinetiknya rendah. [Prof. Muslim (semoga Allah lapangkan kuburnya), waktu kuliah Quantum] atau bisa juga kita ubah menjadi non linear, dengan asumsi bahwa seorang cowok berada dalam sebuah cavity (karena ketertutupannya thdp wanita) sehingga muncul medan interaksi diri dengan dirinya sendiri (hanya mencintai dirinya sendiri)
alpha Psi + beta Psi psi^2 + 1/2m (-i hbar nabla - 2 e \vec{A})Psi ^2 = 0 (Q.E.D)
dengan A mewakili tera medan interaski diri, e muatan cowok (daya pikat cowok). Nah kalau diselesaikan bisa pakai soliton atau fraktal dan chaos.Yang terakhiri ini lebih cocok untuk memodelkan kawan kita Si A karena hasilnya penuh dengan kekacauan (chaos) dan perlu teori bifurkasi juga stiffness.
Begitulah para Fisikawan "error" mengutak atik perumusan cinta..
Kebenaran rumus silahkan dibuktikan sendiri.
Jika berhasil memuaskan silahkan kabarkan ke kenalan anda.
Jika tidak berhasil, silahkan nantikan berita selanjutnya.