Jumat, 05 September 2008

Ramadhan Bulan Tazkiyah



Tazkiyah adalah proses penyucian / pembersihan. Jika disebutkan tazkiyatun nufus berarti pembersihan jiwa. Tentunya merupakan proses agar jiwa kita terbebas dari penyakit-penyakit hati atau kejiwaan.

Ramadhan selalu dimaknai sebagai bulan tazkiyah. Bulan dimana kaum beriman berlomba-lomba untuk mensucikan jiwa agar kembali menjadi jiwa yang fitrah pada kesudahannya. Tentu saja hal ini membutuhkan proses yang jelas berasal dari Dzat Yang Maha Suci yang telah dicontohkan oleh hamba pilihannya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam. Lain dari cara itu, berarti sama saja membersihkan piring yang kotor dengan air kencing. Mungkin saja piring bersih (keliatannya…), tapi jelas sekali kesuciannya telah ternoda (baca : jadi najis).
“ Kesuciannya telah ternoda”,……. gaya bahasa apa ini ?!?
Kata yang sering muncul di novel XXX… he..he…STOP !!!
Bersihkan jiwa dan pikiran dari berpikir kotor !
Lanjuuuuut…….

Tentu saja manusia selalu mempunyai perlambangan terhadap sesuatu yang sifatnya abstrak. Kejahatan selalu dilambangkan dengan warna hitam. Suci dilambangkan dengan warna putih. Berani warna merah. Janda warna ungu. Janda ?!? Ungu ?!?
Janda kembang ? Don’t think dirty, beibe !

Pun begitu dengan Ramadhan sebagai bulan pembersihan jiwa. Bagi masyarakat Jawa (Jogja dan sekitarnya), terdapat prosesi yang harus dilakukan menjelang datangnya bulan ini. Prosesi ini biasa disebut padusan atau kungkum. Sebuah prosesi yang melambangkan pembersihan diri sebelum memasuki Ramadhan yang suci. Pemandian alam, pantai, sendang, sungai atau bahkan kolam renang penuh oleh orang yang ingin mandi membersihkan diri menyambut Ramadhan. Biasanya ini terjadi pada H-1 Ramadhan. Pria wanita, tua muda, anak dewasa, gadis jejaka bercampur baur untuk mandi bersama. Baju dilepas terus byuur…mandi bareng deh.
Lho..lho…koq gitu sih ?
Campur ?!? ho..oh.
Apa ga terjadi apa-apa ?
Gak lah, pikiran mereka kan gak kotor kayak pikiranmu..he..he…kebaca tuh isi kepalamu

Begitulah tradisi yang ada yang tak tahu sejak kapan bermulanya. Yang pasti tradisi ini tidak pernah diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, orang yang paling menghormati bulan suci Ramadhan dari awal syariat turun hingga dicabutnya syariat (kiamat).

Tradisi padusan telah menyalahi aturan yang telah ditentukan syariat. Yang pertama dan utama adalah karena tradisi itu mengindikasikan ada syariat seperti itu. Tidakkah cukup berpijak pada syariat yang ada dan tidak perlu menambah-nambah syariat yang hanya akan menjadi perbuatan sia-sia berdosa ? Kedua tentu saja bercampurnya laki dan perempuan seperti itu jelas-jelas merupakan perbuatan maksiat.

Lain lagi jika mandi bareng istri, ini dibolehkan bahkan dicontohkan Rasulullah shalallahu alahi wasallam. Mandi bersama seperti ini membuat hubungan suami istri semakin mesra. Apalagi jika airnya hangat di musim hujan yang dingin. Didahului dengan gurauan, cubitan dan saling mencipratkan air ke pasangan masing-masing. Saling menggosok punggung atau bagian tubuh lain dengan sabun. Nikmatnya ..…aaaah…..!
?????.............…………..
…………?????…………..
.............................?????
Wuuaaaaaa….aah…!
Maaaa……aaak !!
Aku pengin kawin….

_____________________my diary_______________________
Ternyata aku baru tahu kalau proses casting film itu ternyata melelahkan. Pertama peserta difoto. Fotonya kayak tersangka kriminal. Sambil bawa tulisan berisi nama dan nomor HP, berekspresi senatural mungkin di depan kamera. Dari sini Fotografer bisa tahu karakter apa yang cocok buat dia. Kedua masuk ruangan dan berakting sesuai dengan skrip yang telah diperoleh. Co-sutradara menceritakan watak tokoh, kondisi dan situasi adegan kemudian kita langsung "action". Selanjutnya hasil dari foto dan rekaman akting kita masih akan diseleksi lagi langsung oleh sang sutradara.
Mungkin dari semua peserta casting, hanya aku yang baru pertama ikut casting seperti ini. Lha wong tampil depan kamera cuman di video pernikahan aja. Itu pun cuman figuran, numpang lewat sambil bawa piring muter cari makanan prasmanan. Dari wajah, gaya dan penampilan peserta lain bisa kulihat kalau mereka adalah artis-artis muda Jogja dari agency-agency dan grup teater terkenal. Muda-muda dan cakep-cakep
Sedangkan aku ??? ha...ha...pertama datang latihan (diajak temen yg baru kenal sekali ) saja, aku merasa ditipu. Tapi kepalang tanggung...sekalian aja lagi. Terlanjur basah, mandi sekalian.
Buktinya, aktingku (kata instruktur) lumayan bagus untuk pemula. Cuman kurang influence aja. Katanya,"kalau bisa cari istri yang pinter akting". "ha....ha...ha...Dian Sastro nih", kataku iseng. "Ya, ga apa-apa. Entar takkenalin", kata dia. Ups....ternyata instruktur ini kenal toh sama Dian Sastro. Dia kayaknya pernah nanganin filmnya Dian. Waaah, gak nyangka deh...suit...suiiiit
BTW, film yg akan disutradarai Eros Djarot ini rencananya akan dibintangi Marcella Zalianty, Slamet Rahardjo (kakaknya Eros Djarot), Dwi Sasono, Tio Pakusadewo dan talent-talent berbakat dari Jogja sekitarnya. Setting Klaten tahun 1965 pasca G 30 S/PKI.
Kebetulan kemarin skrip film itu kubaca dan kubolak-balik. Tebalnya 3 X naskah skripsiku.
Pada lampiran belakang ada tabel yang njelimet. Bagiku lebih mudah mencari determinan matrik ordo-8 daripada memahami tabel itu. Secara garis besar aku tahu ceritanya.
Tapi aku ga bisa cerita soalnya nanti ga bisa jadi kejutan. Lagian......................

NGAPAIN AKU CERITA-CERITA KALO AKU MASIH BELUM PASTI IKUT DI DALAMNYA..!!!...hiks...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

*****Wuuaaaaaa….aah…!
Maaaa……aaak !!
Aku pengin kawin…*****]

aku yo ho oh jee...