Rabu, 24 September 2008

Ramadhan dan Penyakit Was-was

Di bulan Ramadhan ini, Allah swt telah membelenggu setan. Tapi kenapa masih ada kejahataan dan perbuatan berdosa ? Salah satu jawaban terdekat dengan kebenaran adalah bahwa bisikan setan yang dihembuskan selama 11 bulan lainnya telah menjadi virus di hati manusia, yang bisa kambuh kapan saja termasuk di bulan Ramadhan.
Hembusan setan itu bermacam-macam. Salah satunya adalah was-was dalam menjalankan sesuatu.

Ketika orang berniat melakukan suatu ibadah, maka akan dihembuskan rasa enggan untuk memulai.
“Untuk apa kau bersusah payah melakukan itu ? Santai saja, hidup masih panjang”.

Orang yang selamat akan yakin bahwa kematian bisa datang kapan saja, maka dia pun tidak bergeming dengan bisikan ini.

“Kau hebat bisa melakukan amalan ini. Beramallah sebaik mungkin agar orang lain melihat kau sebagai orang yang alim”.

Orang yang selamat akan yakin dan berusaha menghindar dari perasaan riya’ seperti di atas. Beribadah hanya untuk Allah, bukan agar terlihat orang lain sebagai orang alim.

“Benar, sebab nanti Allah jualah yang suatu saat akan membuka kebaikanmu pada orang lain”

Orang yang selamat tidak akan peduli dengan bisikan ini. Dia tidak peduli kebaikannya akan diketahui orang lain atau tidak. Dibuka atau tidak, itu urusan Allah, bukan urusan manusia.

Hembusan setan terhadap orang yang mau berbuat baik saja begini rumit, apalagi hembusan untuk berbuat kejelekan dan dosa.

Sesungguhnya dalam berbuat kebaikan, setan selalu membuat was-was hati manusia. Penjelasan lebih bagus, buka kitab Minhajul Abidin Imam Ghozali. Beliau rahimahullah telah membuat bahasan yang panjang dan lengkap tentang was-was setan ini. Walaupun dalam urusan hadist, Beliau mungkin bukan masternya, tetapi untuk urusan tazkiayatun nufs [pembersihan jiwa], karangan-karangan beliau termasuk yang terhebat di bidang ini.

Tidak ada komentar: