Kamis, 11 September 2008

Ramadhan dan Kuliah Gratis Profesor



Ramadhan tentu saja merupakan bulan dimana kaum muslimin dimanjakan dengan keutamaan-keutamaan amalan ibadah yang jauh melebihi bulan lainnya. Bulan dimana kebaikan akan digandakan berlipat-lipat. Bulan dimana banyak terdapat ghirah / semangat beribadah, bekerja, menuntut ilmu dan lain semacamnya.

Dalam hal keilmuan, tentu saja dengan munculnya banyak kajian menjelang buka bersama, kultum tarawih dan sholat subuh dan bazaar-bazar buku membuat pengetahuan kita semakin banyak. Bukan hanya menyangkut soal-soal agama, bahkan yang berkaitan dengan ilmu-ilmu modern, seperti kedokteran, politik, sosial, filsafat dan lain-lain.

Bayangkan saja yang terjadi di Masjid Kampus UGM Yogyakarta. Di masjid yang diklaim sebagai masjid kampus terbesar di Asia Tenggara ini setiap hari terjadi parade perkuliahan oleh para guru besar dari berbagai disiplin ilmu. Hari pertama / pembukaan sholat tarawih biasanya ceramah diisi oleh rektor. Berbicara panjang lebar tentang manajemen dan kebijakan pendidikan di Indonesia. Jamaah yang kebanyakan terdiri dari mahasiswa akan menyimak baik-baik bahkan membawa alat tulis atau merekam (by Handphone) ceramah menjelang tarawih itu. Terlebih jika ia merupakan aktivis mahasiswa. Hal ini tidak akan disia-siakan begitu saja. Siapa tahu sang rektor keprucut bicara dan bisa jadi bukti / bahan untuk mendemo suatu saat nanti. Tahu sendiri kan, musuhnya mahasiswa sekarang ya para rektor yang terlalu menurut pada pemerintah.

Hari kedua dan selanjutnya saling berganti pembicara tetapi tetap merupakan para pakar di bidangnya. Jika yang berbicara pakar politik, maka akan dibicarakan tentang suramnya kondisi saat ini dan bagaimana menyelamatkan Indonesia di masa mendatang. Kalau pas ini kesannya seperti kampanye politik. Kadang juga para pembesar parpol di negeri ini juga ikut diundang berbicara di forum yang hanya 20 menit ini. Maklumlah, suasananya sudah hangat menjelang suksesi 2009.

Jika yang berbicara professor filsafat, maka jamaah dibuat bingung dan berkerut dahi tentang bagaimana memahami agama melalui filsafat dengan segala pernyataan-pernyataan yang nyleneh terutama bagi orang eksak seperti aku. Bagi mahasiswa filsafat yang mengambil kuliah sang professor, ini adalah kesempatan untuk mencari bocoran jawaban ujian semester, karena biasanya apa yang dipresentasikan akan dijadikan soal ujian termasuk presentasi dalam forum seperti ini. He..he…

Jika yang berbicara professor dari kedokteran atau farmasi, maka akan diungkapkan penelitian-penelitian terkini di bidang kedokteran atau farmasi. Karena gak mungkinlah penelitian-penelitian basi diungkapkan di sini. Forum seperti ini walaupun bertajuk ceramah tarawih, tetap saja selalu menjadikan perang gengsi antar disiplin ilmu atau antar fakultas.
Jika yang berbicara ustad yang pandai dalam tafsir Al Qur’an atau hadist, maka jamaah mendapat tambahan ilmu dalam bidang ini.

Tapi, yang bikin susah…hiks….kalau yang berbicara adalah professor fisika. Apalagi yang dibicarakan materi tentang Fisika Kuantum dan konvergenitas suatu peristiwa. Hari kiamat bisa dipastikan ada dengan perhitungan variabel matematika dan fisika. Jika yang dibahas ini, orang fisika seperti aku aja dibuat susah paham, apalagi orang luar fisika. Bengong teruuus….

Yang pasti, Ramadhan di masjid kampus, dimanapun juga, tentu akan banyak hal-hal seperti diatas. Ceramah tarawih menjadi semacam kuliah para guru besar dan ini gratis. Kesempatan bagi para jamaah mendulang ilmu dari berbagai bidang. Sehingga jika Ramadhan telah usai mereka mendapat gelar ST (Sarjana Tarawih) dan mendapatkan IPK dengan prestasi Cuemeloud (baca ; kemelut).

Tidak ada komentar: