Rabu, 24 September 2008

Ramadhan dan Madzhab Nonpopuler

Ramadhan selalu hadir dengan pandangan dan tradisi tiap-tiap golongan yang bermacam-macam. Berbagai pandangan dan madzhab telah mewarnai Ramadhan yang lumrah sebagai sebuah ibadah di dalamnya. Begitu banyak madzhab telah terbukukan dalam ensiklopedi Islam tentang Ramadhan dan berbagai ibadah di dalamnya. Hanya saja di sini akan diulas tentang madzhab / pandangan yang merupakan gejala non popular tetapi ada pada masyarakat kita.Siap-siaplah Anda tersenyum kecut karena siapa tahu Anda termasuk salah satunya. Kita mulai dengan urutan waktu searah jarum jam.

Madzhab Hiruniyah : berasal dari bahasa Arab hirun yang artinya kucing. Ciri madzhab ini adalah sahur di angkringan atau kucingan dan ramainya pada jam 12 malam. Jam 01.00 prosesi sahur sudah selesai. Karena kebanyakan angkringan ini berasal penjualnya berasal dari Klaten, madzhab ini juga disebut Kalathiniyah.

Madzhab Tho’amiyah Ula : berasal dari bahasa Arab yang berarti makan awal. Orang-orang ini santap sahur lebih awal dari kebanyakan walaupun tidak seawal Hiruniyah. Jika ambil contoh di Jogja, subuh pada pukul 04.30 maka sahur mereka pukul 02.30. Setelah sahur kembali tidur dan bangun saat matahari sudah tinggi. Orang-orang ini selain rugi sholat subuh berjamaah, mereka juga rugi karena tidak bisa menikmati wajah Zaskia Mecca di Para Pencari Tuhan Jilid II. Apalagi sekarang banyak extras [pemain tambahan] yang juga cantik-cantik. Promosi ni yeeh…

Madzhab Indomiyah : berasal dari kata Indomie yang berarti merk mie instant. Penganut madzhab ini setiap hari sahur dengan mie instant. Kadang makan nasi juga, lauknya mie instant rebus plus kerupuk. Ah, bayanginnya jadi berlinang air mata. Hiks..masa lalu…..

Madzhab Imsakiyah : Penganut madzhab ini sangat yakin dengan waktu imsak sebagai awal dimulainya puasa. Tidak boleh makan lagi saat imsak. Padahal aslinya kan dimulai dari terbit fajar yaitu subuh. Kadang ada yang memperbolehkan makan hanya makanan kecil saja. Perlu diketahui bahwa nasi merupakan makanan kecil karena bulirnya kan kecil-kecil. Jadi makan nasi boleh juga kan ?

Madzhab Mirijoniyah : Orang-orang dalam madzhab ini suka sekali membunyikan petasan / mercon = mirijon [diarabkan, pake ilmu gathuk]. Pagi-pagi habis subuhan, sudah di jalan-jalan menyalakan petasan. Kadang duduk –duduk di jembatan sampai agak siangan, baru pulang.

Madzhab Naumiyah : Penganut madzhab ini menghabiskan waktu siangnya dengan tidur saja dengan klaim tidurnya orang puasa adalah ibadah. Kalo gitu tidur aja terus sekalian sedekah dengan gambar peta pulau – pulau di bantal.

Begitulah berbagai madzhab yang terdeteksi dari malam sampai siang. Nantikan dalam episode selanjutnya untuk periode siang sampai malam hari.

Tidak ada komentar: