Jumat, 05 September 2008

Ramadhan dan Semangat Ibadah


Ramadhan benar-benar merupakan keberkahan iman bagi kaum muslimin. Lihat saja bagaimana masjid dan musholla penuh oleh jamaah. Bahkan karena tidak muat, jamaahnya sampai meluber ke jalan-jalan. Yang lebih mengejutkan lagi, tempat-tempat yang bukan tempat sholat pun disulap menjadi tempat untuk sholat tarawih. Baca Republika hari Jum’at , 5 September 2008. Suporter sepakbola Persija, Jackmania yang akan mengadakan sholat tarawih di Senayan. Woooiii….lapangan sepak bola pun dijadikan tempat sholat.

Masjid kampung kostku, masjid kecil berdimensi 8 X 8 X 3 meter kubik. Shaf / barisan sholat yang biasanya maksimum 8 shaf berubah menjadi 9 shaf. Jadi jarak antar shaf menjadi lebih pendek. Akibatnya, dengan jarak yang sempit itu jamaah harus ekstra hati-hati agar tidak berbenturan dengan orang di depannya dan atau belakangnya. Yang berada di shaf terdepan paling cuma merasa berdosa karena berkali-kali bokongnya menyentuh kepala orang dan menjatuhkan kopiahnya. Yang dapat shaf belakang merasa terdzalimi karena berkali-kali wajahnya terbentur bokong orang di depannya. Dan yang di tengah selalu serba salah, terdzalimi dari depan dan merasa berdosa dari yang di belakang.

Semangat beribadah di bulan Ramadhan memang luar biasa. Masih ingatkah sebuah iklan di salah satu TV swasta dimana seorang wanita sibuk membongkar lemari bajunya untuk mencari mukenah. Tayangan itu kemudian menampilkan tulisan “haruskah hanya di bulan Ramadhan ?”. Pernah kutemui seorang kakek yang hafal Al Fatihah hanya di bulan Ramadhan. Lainnya tidak. Kenapa ? karena emang gak digunakan.

Orang-orang seperti ini ternyata bukan orang yang bodoh. Mereka merupakan orang yang “pintar” terutama dalam hal ilmu berhitung. Disebutkan pada sebuah hadist bahwa pahala satu kali shalat fardhu di bulan Ramadhan sama dengan tujuh puluh kali di luar Ramadhan. Jadi hitungannya, cukup sholat di bulan Ramadhan saja bisa menggantikan sholat di bulan lainnya. Bahkan, kalau dihitung beneran malah ada sisanya. Jadi pahala sholatnya masih surplus selama setahun. Tapi faktanya hadist tersebut bukanlah hadist yang kuat sebagai landasan. Andaikata hadist itu pun hadist shahih, tetap saja cara berpikir “pintar” seperti itu merupakan bentuk kedurhakaan terhadap pembuat syariat dan pahala yaitu Allah Azza Wajalla.

Terlepas dari orang-orang semacam itu, Ramadhan memang merupakan waktu dimana semangat beribadah kaum muslimin sedang berpacu. Masjid-masjid penuh dengan hidangan berbuka bagi jamaah. Bahkan sampai tersisa. Acara buka bersama dan sholat tarawih dilaksanakan di kantor-kantor, instansi bahkan di hotel berbintang.
Maghrib masih satu jam lagi, sekelompok orang sedang nongkrong sambil merokok dan kadang tertawa terbahak-bahak di sudut sebuah kantor pemerintahan. Setelah didekati ternyata mereka adalah pegawai yang sedang menunggu acara buka bersama yang diadakan kantor tempat mereka bekerja.

Maaf sekali tulisannya seperti ini. Sebuah kenyataan yang merupakan ironi dari bulan yang agung, bulan Ramadhan. Tapi tetap saja. Ramadhan tetap agung. Ramadhan tetap suci. Ramadhan tetap mulia walaupun banyak orang menyia-nyiakannya.

_____________________________________________________________________
Memasuki hari ke-5 bulan Ramadhan tahun ini, seharusnya ada 5 artikel yang terposting di sini. Karena emang targetnya setiap 1 hari 1 artikel baru. Tapi karena ada satu hari yang hilang, maka kemungkinan ada yang satu hari aku posting 2 artikel. Yang penting entar kalo Ramadhan tahun ini 30 hari, ya ada 30 artikel.
Ide sih bisa datang darimana saja. Tadi naik sepeda ke warnet aja dapat banyak ide. Tinggal dirangkai aja biar jadi kalimat-kalimat indah.

Tidak ada komentar: